Senin, 03 November 2014

Refrigerasi



A-B  : Un-useful superheat (kenaikan temperatur yang menambah beban kompresor). Sebisa mungkin dihindari kontak langsung antara pipa dan udara sekitarnya dengan cara menginsulasi pipa suction.
B-C  : Proses kompresi (gas refrigerant bertekanan dan temperatur rendah dinaikkan tekanannya sehingga temperaturnya lebih tinggi dari media pendingin di kondenser. Pada proses kompresi ini refrigerant mengalami superheat yang sangat tinggi.
C-D   : Proses de-superheating (temperatur refrigerant mengalami pemurunan, tetapi tidak mengalami perubahan wujud, refrigerant masih dalam bentuk gas).
D-E  : Proses kondensasi (terjadi perubahan wujud refrigerant dari gas menjadi cair tanpa merubah temperaturnya).
E-F    :  Proses sub-cooling di kondenser (refrigerant yang sudah dalam bentuk cair masih membuang kalor ke udara sekitar sehingga mengalami penurunan temperatur). Sangat berguna untuk memastikan refrigerant dalam keadaan cair sempurna.
F-G   : Proses sub-cooling di pipa liquid (refrigerant cair masih mengalami penurunan temperatur karena temperaturnya masih diatas temperatur udara sekitar). Pipa liquid line tidak diinsulasi, agar terjadi perpindahan kalor ke udara, tujuannya untuk menambah kapasitas refrigerasi. (Note: dalam beberapa kasus pipa liquid harus diinsulasi).
G-H  : Proses ekspansi/penurunan tekanan (refrigerant dalam bentuk cair diturunkan tekanannya sehingga temperatur saturasinya berada dibawah temperatur ruangan yang didinginkan, tujuannya agar refrigerant cair mudah menguap di evaporator dengan cara menyerap kalor dari udara yang dilewatkan ke evaporator). Terjadi perubahan wujud refrigerant dari cair menjadi bubble gas sekitar 23% karena penurunan tekanan ini. Jadi refrigerant yang keluar dari katup ekspansi / masuk ke evaporator dalam bentuk campuran sekitar 77% cairan dan 23% bubble gas.
H-I    : Proses evaporasi (refrigerant yang bertemperatur rendah menyerap kalor dari udara yang dilewatkan ke evaporator. Terjadi perubahan wujud refrigerant dari cair menjadi gas. Terjadi juga penurunan temperatur udara keluar dari evaporator karena kalor dari udara diserap oleh refrigerant).
I-A    : Proses superheat di evaporator. Gas refrigerant bertemperatur rendah masih menyerap kalor dari udara karena temperaturnya yg masih dibawah temperatur udara. Temperatur refrigerant mengalami kenaikan. Superheat ini bergua untuk memastikan refrigerant dalam bentuk gas sempurna sebelum masuk ke kompresor.

Aplikasi sistem refrigerasi tidak terbatas, tetapi yang paling banyak digunakan adalah untuk pengawetan makanan dan pendingin suhu, misalnya lemasi es, freezer, cold strorage, air conditioner/AC Window, AC split dan AC mobil. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar