Minggu, 03 Mei 2015

Animation Process Equipment : Adsorber


This arrangement of three beds is shown going through the three basic steps and then a repressurisation stage. For simplification the process is shown separating CO2 from N2.
1. Feed – the flue gas goes into the adsorption bed, COis adsorbed and N2 flows through.
2. Purge – CO2 is pumped back into the adsorption bed to flush out impure nitrogen trapped in spaces between the granules of the adsorbent.
3. Evacuate – the vacuum pump lowers the pressure and COis removed from the chamber.
Repressurise – N2 flows back into the adsorption bed to re-pressurise the adsorption bed.

Minggu, 14 Desember 2014

Pertemuan

Hampir 2 tahun mengetahui sosok kak Azhar sebagai penulis di blog dan tumblr. Saya sebagai pembaca yang membaca blognya pertama kali merasakan keindahan bahasa yang digunakan oleh beliau. Tak sedikit cerita pengalaman dan kata-kata yang ia sampaikan menjadi inspirasi. Sampai saat ini saya termasuk yang mengikuti cerita di blog beliau. Kata-kata yang mampu membuat decak kekaguman. Penilaian saya terhadap Kak Azhar melalui tulisan di blognya adalah tegas tapi romantis. Sejak lama saya ingin melihat langsung bedah buku beliau untuk menambah inspirasi dari orang hebat seperti beliau. Dan Alhamdulillah hari ini Allah memberikan kesempatan untuk mempertemukan saya dengan Kak Azhar beserta istrinya, Kak Vidia, dalam suatu majelis dimana materi yang dibawakan oleh beliau adalah tentang manajemen cinta. “Cinta adalah pilihan. Cinta adalah keputusan. Cinta tak pernah meminta untuk menanti, mengambil kesempatan atau mengikhlaskan.” Begitulah beliau menyampaikan materinya. Selain itu “Jatuh cinta tidak sama dengan mencintai. Karena mencintai adalah suatu hal yang harus tersampaikan sedangkan jatuh cinta adalah perasaan yang tidak harus tersampaikan tapi kembalikan kepada Yang Maha Cinta.” Dan dari beliau saya belajar untuk memberikan manfaat kepada orang lain melalui tulisan. Terimakasih Kak Azhar. Terimakasih Kak Vidia yang telah memberikan inspirasi.


Semarang, 14 Desember 2014

Foto bersama Kak Vidia (istri Kak Azhar)

Foto bersama Kak Azhar

Sabtu, 15 November 2014

Mangrove ria, Mangrove for better life

Sabtu, 15 November 2014 pukul 6.00 saya beserta 2 orang teman yaitu Shola dan Putri dengan penuh semangat berjalan menuju kampus untuk mengikuti kegiatan Engineering Go Green Action. Yaitu acara penanaman mangrove yang diadakan oleh Departemen Sosial BEM FT. Kami sangat antusias sekali karena ingin ikut berkontribusi menjaga lingkungan pinggir laut untuk mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat dan mengabadikan momen berharga ini, yap foto-foto :D *skip* Setelah berjalan kaki hampir 10 menit, tibalah kita di tempat berkumpulnya acara untuk berangkat bersama-sama ke tempat lokasi. Di tempat berkumpul tersebut kami melakukan registrasi, berkenalan dengan peserta lainnya, dan pembagian kelompok. Saya sendiri dapat kelompok 5 bersama Rani (TL 2014), Iin dan Nasrul (D3 Tekim 2014), Shinta dan beberapa orang yang saya lupa namanya. Sedangkan Putri dapat kelompok 4 dan Shola kelompok 8. Lokasi yang kami tuju kali ini adalah Desa Timbulseloko, Kec Sayung, Demak. Telah kita ketahui bahwa desa tersebut sering mengalami banjir rob dan abrasi sehingga membuat rumah di desa terendam. Untuk menuju lokasi, kami semua menaiki truk TNI yang jumlahnya tiga. Dan disitu saya mengingat momen ketika Learning Camp Beasiswa Perintis 2 Salman ITB di Pusdikif Cimahi dimana menaiki kendaraan yang sama dari Salman ITB menuju Pusdikif. Tahu kan bagaimana truk TNI ? Ya, betul sekali. Sedikit terbuka sehingga kami semua merasakan angin semilir yang mengenai badan kami. Rasanya campur aduk antara ngantuk dan merasa masuk angin. Haha *abaikan* Tapi semuanya baik-baik saja tanpa ada insiden apapun. 

Selasa, 11 November 2014

Valve (Kran)

Valve adalah alat yang digunakan untuk mengatur dan mengarahkan atau mengontrol aliran fluida. Fungsi utama valve adalah merubah, membangkitkan, atau membatalkan sinyal untuk tujuan pensensoran, pemproses, dan pengaturan. Kegunaan valve adalah mengendalikan sebuah proses cairan, dalam posisi terbuka cairan akan mengalir dari sisi yang bertekanan tinggi menuju sisi lain yang bertekanan rendah. Valve banyak di temui dalam kehidupan sehari hari, misalnya kran, valve tabung gas, valve mesin cuci, valve bahan bakar kendaraan dan masih banyak lagi.
 Secara umum, pengoperasian valve adalah secara manual dengan merubah posisi sudut sebuah pegangan / tuas , pedal maupun roda. Namun, di bidang industri banyak dipakai sistem otomatis dengan pengontrol, ada beberapa cara pengontrolan valve (cara mengontrol valve) misalnya dengan tenaga hydraulik, pneumatik dan elektrik. Semua jenis valve, pada umumnya memiliki tiga bagian penting yaitu: Aktuator, Body dan Disc. 
Macam-macam valve, diantaranya :
    A.   Berdasarkan Aktuator
Dilihat dari metode operasinya atau jenis aktuatornya, valve dibagi menjadi dua jenis yaitu:
1.    Manual Valve: dioperasikan secara manual
2.    Control Valve: dioperasikan secara terkendali / jarak jauh dengan menggunakan sistem.
Ciri-ciri utama dari manual valve adalah untuk membuka dan tutup valve nya harus dilakukan secara manual dengan cara diputar handwheel / tuasnya. Jenis ini sangat banyak kita jumpai di sekitar kita baik di rumah ataupun diberbagai fasilitas umum.
Sedangkan Control Valve, merupakan jenis valve yang tidak mudah ditemui disekitar kita dan hanya digunakan untuk keperluan industri saja. Sebuah control valve biasanya membutuhkan sistem yang digerakkan oleh udara bertekanan / pneumatik, liquid bertekanan / hidrolik ataupun motor listrik, tergantung dari tipe-tipe desainnya dan kebutuhan proses.

Fouling

Fouling dapat didefinisikan sebagai akumulasi endapan yang tidak diiinginkan pada permukaan perpindahan panas dan menjadi tahanan tambahan pada peristiwa perpindahan panas yang menghalangi laju perpindahan panas serta meningkatkan konsumsi energi. Bahan fouling dapat terdiri dari baik organisme hidup (biofouling) atau zat non-hidup (organik atau anorganik). Fouling terbagi menjadi dua, yaitu fouling makro dan fouling mikro.
Fouling makro adalah pengendapan organisme makro dan partikulat anorganik yang berukuran besar pada tabung penukar panas. Zat-zat tersebut dapat mengotori permukaan penukar panas, menyebabkan kerusakan koefisien perpindahan panas yang relevan, dapat membuat penyumbatan aliran, dan menyebabkan kerusakan. Cara menanganinya yaitu dengan shutdown pabrik untuk menghilangkan fouling makro dan untuk perbaikan dengan biaya yang mahal.
Sedangkan fouling mikro adalah pengendapan zat terlarut dan tidak larut air pendingin langsung pada permukaan transmisi panas dari penukar panas. Dengan deposisi ini perpindahan panas sangat berkurang. Pembentukan fouling mikro sangat dipengaruhi oleh bahan tabung (misalnya: peningkatan biofouling dengan titanium dan stainless steel, kecenderungan korosi dengan bahan tembaga), dan suhu air. Fouling mikro dapat terjadi melalui beberapa cara yaitu :

Gasifikasi

Gasifikasi adalah proses oksidasi parsial dimana sumber karbon seperti batu bara, gas alam, atau biomassa dipecah menjadi karbon monoksida (CO) dan hidrogen (H2), plus karbon dioksida (CO2) dan kemungkinan molekul hidrokarbon seperti metana (CH4). Atau merupakan suatu proses perubahan bahan bakar padat secara termokimia menjadi gas, dimana udara yang diperlukan lebih rendah dari udara yang digunakan untuk proses pembakaran.
Gasifikasi bukan merupakan teknologi baru. Hal tersebut telah dikembangkan pada tahun 1800an dan dimanfaatkan sebagai tenaga pada mesin kendaraan pembakaran dalam (Internal Combustion Engine) selama Perang Dunia kedua. Gasifikasi merupakan salah satu teknologi yang sangat fleksibel untuk menghasilkan hidrogen dengan pembakaran yang bersih (clean-burning) yang dapat digunakan untuk bahan bakar kendaraan dan pembangkit listrik. Hidrogen dan gas dari batu bara lainnya juga dapat digunakan untuk bahan bakar pembangkit turbin atau sebagai bahan kimia “building blocks” untuk cakupan produk yang komersial.
Gasifikasi pada suhu rendah berkisar antara 700-1000 deg C akan menghasilkan gas yang memiliki level hidrokarbon tinggi dibandingkan gasifikasi pada suhu tinggi. Akibatnya, gas tersebut dapat langsung digunakan untuk pembakaran yang dapat menghasilkan panas atau listrik melalui steam turbine atau untuk menjalankan mesin pembakaran dalam (internal combustion engine) untuk pembangkit listrik. Sistem gasifikasi pada suhu rendah dapat diintegrasikan dengan siklus turbin gas utuk pembangkit listrik atau disebut juga dengan IGCC (Integrated Gasification Combined Cycle).
Gasifikasi pada suhu tinggi yaitu pada suhu 1200-1600 deg C menghasilkan sedikit hidrokarbon tetapi menghasilkan CO dan H2 dalam porsi yang lebih besar. Contoh proses gasifikasi ini adalah proses pembuatan gas sintesis (syngas atau biosyngas) yang dapat digunakan untuk mensintesis hidrokarbo rantai panjang menggunakan teknik Fischer-Tropsch (FT). Jika rasio H2 terhadap CO adalah 2:1, teknik FT dapat digunakan untuk menkonversi syngas menjadi biodiesel sintetis kualitas tinggi.

Senin, 03 November 2014

Istilah Dalam Gas Alam

Natural Gas 
Mcf: one thousand cubic feet of natural gas 
Mmcf: one million cubic feet of natural gas 
Bcf: one billion cubic feet of natural gas 
Tcf: one trillion cubic feet of natural gas 
Mmcf/d: millions of cubic feet of gas per day  

Energy equivalents
Boe: barrel of oil (one barrel of oil equals 6,000 cubic feet of natural gas)
Mboe: one thousand barrels of oil equivalent 
Mmboe: one million barrels of oil equivalent 
Mmcfe: one million cubic feet of natural gas equivalent 
Bcfe: one billion cubic feet of natural gas equivalent
Tcfe: one trillion cubic feet of natural gas equivalent  
BTU – British Thermal Unit. The amount of energy required to raise the temperature of one pound of water by one Fahrenheit degree.  One BTU is equivalent to 252 calories, 0.293 watt-hours or 1,055 joules.  
CCF – One Hundred Cubic Feet 
One CCF is one hundred cubic feet of natural gas at standard distribution pressure of 14.73 pounds per square inch and 60° Fahrenheit.  
Christmas tree – The arrangement of pipes and valves at the wellhead to control the flow of oil or natural gas and to prevent blowouts. 
CNG – Compressed Natural Gas  
Completion – The procedure by which a successful well is readied for production. 
Compressor station – Stations located along natural gas pipelines which recompress gas to ensure an even flow.
Conventional Resource – Any area where natural gas can be drilled and extracted vertically. 
Cubic foot – The amount of natural gas required at room temperature at sea level to fill a volume of one cubic foot.  
Derrick/Drilling Rig – A steel structure mounted over the borehole to support the drill pipe and other equipment that is lowered and raised during drilling operations (Sebuah struktur baja dipasang di atas lubang untuk mendukung pipa bor dan peralatan lainnya yang diturunkan dan dinaikkan selama operasi pengeboran).
Directional drilling – A technique that enables drilling at an angle to reach a particular underground formation.  
DOE – Department of Energy 
A cabinet-level federal agency created in 1977 to replace the Federal Energy Administration.  The DOE manages national energy policy, nuclear power and nuclear weapons programs, and the national energy research labs.  
Drilling permit – Authorization from a regulatory agency to drill a well.
Drillbit – Tool used in drilling to break up rock mechanically in order to penetrate the subsoil.  The bit drills a circular hole. 

Sistem Refrigerasi Absorpsi

Sistem refrigerasi absorpsi merupakan sistem refrigerasi yang menggunakan energi panas, baik itu panas dari pembakaran bahan bakar maupun panas buangan, untuk menghasilkan efek refrigerasi (penyerapan kalor). Sebenarnya teknologi ini umum digunakan pada tahun 1950an. Pada saat itu sumber panas yang digunakan berasal dari uap (steam) yang diproduksi dari boiler berbahan bakar minyak dan gas. Namun pada tahun 1973, harga bahan bakar minyak dan gas naik secara drastis sehingga banyak dilakukan peralihan dari sistem refrigerasi absorpsi ke sistem refrigerasi kompresi uap yang sampai saat ini banyak digunakan.

Prinsip Kerja 
Ketika garam littium bromide dilarutkan dalam air, titik didih dari air menjadi naik. Disamping itu, jika temperatur larutan garam tersebut dijaga konstan, efek dari pelarutan garam adalah menurunkan tekanan uap dari larutan hingga di bawah tekanan jenuh air murni pada temperatur itu. Untuk memahami prinsip kerja dari sistem refrigerasi absorpsi perhatikan gambar berikut:


Dua buah tangki yang masing masing berisi air (kiri) dan larutan 50 % garam LiBr (kanan) berada pada lingkungan yang temperaturnya 30 deg C. Kedua tangki ini saling berhubungan melalui saluran yang dilengkapi dengan keran (valve). Pada awalnya kran ini ditutup. Tekanan uap jenuh air pada 30  deg C adalah 4.24 kPa. Sedangkan tekanan uap larutan LiBr pada 30 deg C adalah 1.22 kPa. Ini artinya terdapat perbedaan tekanan antara tangki yang satu dengan yang lainnya. Secara alami gas akan berpindah dari tekanan tinggi ke tekanan rendah, namun karena kran ditutup maka uap air yang ada di sebelah kiri tidak dapat mengalir ke tangki sebelah kanan.

Refrigerasi



A-B  : Un-useful superheat (kenaikan temperatur yang menambah beban kompresor). Sebisa mungkin dihindari kontak langsung antara pipa dan udara sekitarnya dengan cara menginsulasi pipa suction.
B-C  : Proses kompresi (gas refrigerant bertekanan dan temperatur rendah dinaikkan tekanannya sehingga temperaturnya lebih tinggi dari media pendingin di kondenser. Pada proses kompresi ini refrigerant mengalami superheat yang sangat tinggi.
C-D   : Proses de-superheating (temperatur refrigerant mengalami pemurunan, tetapi tidak mengalami perubahan wujud, refrigerant masih dalam bentuk gas).
D-E  : Proses kondensasi (terjadi perubahan wujud refrigerant dari gas menjadi cair tanpa merubah temperaturnya).
E-F    :  Proses sub-cooling di kondenser (refrigerant yang sudah dalam bentuk cair masih membuang kalor ke udara sekitar sehingga mengalami penurunan temperatur). Sangat berguna untuk memastikan refrigerant dalam keadaan cair sempurna.
F-G   : Proses sub-cooling di pipa liquid (refrigerant cair masih mengalami penurunan temperatur karena temperaturnya masih diatas temperatur udara sekitar). Pipa liquid line tidak diinsulasi, agar terjadi perpindahan kalor ke udara, tujuannya untuk menambah kapasitas refrigerasi. (Note: dalam beberapa kasus pipa liquid harus diinsulasi).
G-H  : Proses ekspansi/penurunan tekanan (refrigerant dalam bentuk cair diturunkan tekanannya sehingga temperatur saturasinya berada dibawah temperatur ruangan yang didinginkan, tujuannya agar refrigerant cair mudah menguap di evaporator dengan cara menyerap kalor dari udara yang dilewatkan ke evaporator). Terjadi perubahan wujud refrigerant dari cair menjadi bubble gas sekitar 23% karena penurunan tekanan ini. Jadi refrigerant yang keluar dari katup ekspansi / masuk ke evaporator dalam bentuk campuran sekitar 77% cairan dan 23% bubble gas.
H-I    : Proses evaporasi (refrigerant yang bertemperatur rendah menyerap kalor dari udara yang dilewatkan ke evaporator. Terjadi perubahan wujud refrigerant dari cair menjadi gas. Terjadi juga penurunan temperatur udara keluar dari evaporator karena kalor dari udara diserap oleh refrigerant).
I-A    : Proses superheat di evaporator. Gas refrigerant bertemperatur rendah masih menyerap kalor dari udara karena temperaturnya yg masih dibawah temperatur udara. Temperatur refrigerant mengalami kenaikan. Superheat ini bergua untuk memastikan refrigerant dalam bentuk gas sempurna sebelum masuk ke kompresor.

Aplikasi sistem refrigerasi tidak terbatas, tetapi yang paling banyak digunakan adalah untuk pengawetan makanan dan pendingin suhu, misalnya lemasi es, freezer, cold strorage, air conditioner/AC Window, AC split dan AC mobil. 


Minggu, 02 November 2014

Mengenal Cacat Weld Line Pada Artikel / Part Plastik (Bagian 2)

Cacat sambungan pada artikel plastik atau weld line adalah defek yang sangat susah untuk dihilangkan, baik penyebabnya; ketahanannya dan kenampakannya adalah sangat dipengaruhi oleh kelima komponen utama dalam pemrosesan plastik sebagai berikut, meliputi :

  • Desain part atau artikel
  • Desain tool dan konstruksinya
  • Pemilihan material dan handlingnya
  • Pemrosesan
  •  Testing
karena upaya untuk mengurangi dan memperbaiki isu weld line ini terkait dengan kelima komponen diatas, pada tulisan kali ini akan dibahas komponen yang pertama terlebih dahulu yaitu desain part atau artikel.


1.    Desain part atau artikel
Untuk meminimize efek dari weld line, maka desainer harus mempertimbangkan performa artikel dan pola aliran lelehan dari plastik ketika mulai memasuki mold (celah cavity), yang juga adalah menjadi pertimbangan sebagai penyelesaian dalam komponen kedua yaitu desain tool.
Desain part atau artikel selanjutnya bisa diibaraktkan sebagai seni dalam menyatukan kemampuan dari mesin produksi, kebutuhan pasar dan produk akhir artikel itu sendiri yang harus berkualitas seperti diharapkan. Sebagai contoh apabila hendak memproduksi part atau artikel dengan ukuran yang besar, maka dibutuhkan beberapa gate atau multi gate tempat aliran memasuki mold (celah cavity), yang selanjutnya memungkinan akan berakibat pada terjadinya weld line, bahkan seringkali kita diharuskan mendesain suatu artikel plastik dengan feature tertentu (plug play) untuk proses assembly di tahapan selanjutnya, sehingga butuh pembelokan arah aliran lelehan tertentu yang seringkali juga berakibat pada terbentukan weld line. Sebagaimana diketahui bahwa pembelokan arah aliran lelehan menghasilkan ketebalan dinding yang berbeda, sehingga mengakibatkan terjadinya interupsi dari aliran yang akan membentuk weld line.
Intinya semua kondisi ini harus dipertimbangkan terutama menyangkut pola aliran lelehan ketika mulai memasuki mold (celah cavity) yang pada giliranya keadaan ini akan semakin mempersulit proses perancangan mold, karena semakin banyak pula hambatan yang harus dihadapi (ketika Anda mendesain suatu artikel sebetulnya Anda mendesain suatu mold), keputusan sulit dan kompromi terkadang harus dibuat untuk mendapatkan solusi yang tepat.