Fouling dapat
didefinisikan sebagai akumulasi endapan yang tidak diiinginkan pada permukaan
perpindahan panas dan menjadi
tahanan tambahan pada peristiwa perpindahan panas yang menghalangi laju
perpindahan panas serta meningkatkan konsumsi energi. Bahan fouling
dapat terdiri dari baik organisme hidup (biofouling) atau zat non-hidup
(organik atau anorganik). Fouling terbagi menjadi dua, yaitu fouling makro dan
fouling mikro.
Fouling makro adalah pengendapan
organisme makro dan partikulat anorganik yang berukuran besar pada tabung
penukar panas. Zat-zat tersebut dapat mengotori permukaan penukar panas, menyebabkan
kerusakan koefisien perpindahan panas yang relevan, dapat membuat penyumbatan
aliran, dan menyebabkan kerusakan. Cara menanganinya yaitu dengan shutdown pabrik untuk menghilangkan
fouling makro dan untuk perbaikan dengan biaya yang mahal.
Sedangkan fouling mikro
adalah pengendapan zat terlarut dan tidak larut air pendingin langsung pada
permukaan transmisi panas dari penukar panas. Dengan deposisi ini perpindahan
panas sangat berkurang. Pembentukan fouling mikro sangat
dipengaruhi oleh bahan tabung (misalnya: peningkatan biofouling dengan titanium
dan stainless steel, kecenderungan korosi dengan bahan tembaga), dan suhu air.
Fouling mikro dapat terjadi melalui beberapa cara yaitu :
1. Particulate Fouling/Sedimentation yaitu
akumulasi padatan tersuspensi dalam air laut yang sebagian besar terdapat pada
bagian bawah tabung evaporator. Misal pasir dan lumpur.
2. Precipitation Fouling/Scaling disebabkan
terutama oleh adanya garam anorganik larut dalam air pendingin. Proses ini melibatkan
kristalisasi garam padat, oksida, dan hidroksida dari larutan. Sebelum
kristalisasi dapat terjadi, maka perlu memiliki kondisi jenuh, yaitu, terlarut
konsentrasi padat di atas kelarutan jenuh pada suhu tertentu. Jenuh ini
memberikan "kekuatan pendorong" untuk presipitasi terjadi. Secara
umum, tingkat kejenuhan yang terlibat sangat kecil. Lokasi akan sangat
tergantung pada distribusi temperatur dalam penukar panas antara fluida dan
permukaan suhu massal. Misalnya kalsium
karbonat, kalsium sulfat, kalsium oksalat, barium sulfat. Cara penanganan scaling pada alat industri yaitu dengan menggunakan bahan kimia seperti HCl (asam klorida) atau H2SO4 (asam sulfat).
3.
Corrosion Fouling yaitu pertumbuhan
deposito korosi ketika bahan tube bereaksi dengan air laut. Misalnya, magnetit
pada permukaan baja karbon.
4. Biofouling pengembangan lapisan organik
yang terbentuk oleh mikroorganisme dan produk metabolisme mereka. Misalnya
bakteri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar