Minggu, 02 November 2014

Mengenal Cacat Weld Line Pada Artikel / Part Plastik (Bagian 1)

Cacat sambungan di artikel plastik atau biasa dikenal sebagai weld line adalah posisi dimana dua aliran lelehan muka dari mold yang berbeda membentuk garis yang kasat mata. Seringkali secara kenampakan weld line ini akan membentuk seperti garis batas, yang juga biasa dikenal dengan istilah garis aliran atau garis jahitan. Weld line akan mengakibatkan produk rejek dan terkadang dengan jumlah yang cukup signifikan, merupakan problem yang umum yang harus dihadapi oleh para praktisi pemrosesan plastik atau molder.

Weld line secara signifikan memperlemah struktur artikel plastik secara keseluruhan dan bahkan dapat menghasilkan masalah yang lebih parah lagi apabila inti permasalahannya dibiarkan begitu saja. Dalam beberapa kasus weld line ini terkadang akan berbentuk seperti cacat seperti guratan halus, glossy yang berbeda, tingkat haze dan blush yang berbeda dan pewarnaan yang tidak sempurna.

Alasan mengapa weld line ini dapat memperlemah struktur dari artikel plastik tidak langsung berkaitan dengan temperatur dari aliran muka itu sendiri, yang seolah-olah bekerja seperti mendesak satu sama lain, karena pada kenyataanya lelehan ini tidaklah memiliki kesempatan untuk menjadi dingin dan mengeras pada saat yang tidak bersamaan, sesungguhnyalah lelehan ini memiliki sifat seperti lava – secara mikroskopis lelehan akan menggelinding dan lalu memancarkan panas yang tersimpan didalam lelehan itu sendiri.

Proses Cooling Pada Material Polimer Semi Kristalin (Bagian 4)

Kondisi dan waktu pasti pemanasan akan berbeda dan bergantung pada jenis polimer maupun ketebalan kupon. Shrinkage akan terlihat seperti ilustrasi dibawah, terutama untuk jenis kupon yang mengalami pendinginan tidak merata, apabila dibandingkan sesaat sebelum dan sesudah dilakukan pemanasan di oven.

Kupon yang melengkung dapat diukur dengan menggunakan mistar yang fleksible atau setidaknya dengan menggunakan tali. Sedangkan permukaan yang kompleks yang bisa jadi sulit untuk dilakukan pengukuran selanjutnya dapat dievaluasi dengan menghitung jumlah distorsi yang terjadi, yang lalu dibandingkan dengan sampel kontrol.

Pengukuran ini seharusnya tidak dibingungkan dengan orientasi akibat penarikan atau peregangan pasca ekstrusi. Hampir semua bagian part atau artikel hasil ekstrusi dengan area dinding yang luas akan memiliki lebih shrinkage searah MD (machine direction atau searah) dibandingkan dengan shrinkage searah TD (transversal direction atau menyilang), karena adanya faktor penarikan dan atau bentuk die itu sendiri.

Sedangkan untuk mengevaluasi shrinkage akibat proses cooling, maka alangkah baiknya apabila perbandingan hanya dilakukan pada besarnya perbedaan ukuran dari permukaan dengan arah yang berlawanan saja dan bukan shrinkage keseluruhan kupon.

Proses Cooling Pada Material Polimer Semi Kristalin (Bagian 3)

Kontrol dari proses kristalisasi atau shrinkage dan stress lanjutan akan bergantung pada kontrol dari kecepatan pendinginan telah menyebar ke seluruh artikel atau part, dapat dicapai dengan pengurangan kecepatan proses pendinginan atau penginterupsian pendinginan sehingga permukaan luar dari part atau artikel hasil ekstrusi akan mengalami pendinginan secara perlahan dan mengijinkan panas dari sisi lain untuk berdifusi ke permukaan yang lebih dingin.
Hal ini biasanya akan menjadi kritikal untuk artikel atau part hasil ekstrusi yang menghendaki pendinginan lebih cepat yang selanjutnya dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan bentuk tertentu, pendinginan awal biasanya disesuaikan sekadar untuk menghasilkan bentuk yang dikehendaki.
Dengan pendinginan kilat kontinyu, maka akan ada kemungkinan untuk terjadinya stress internal pada part atau artikel. Lalu bagaimana kita mengetahui bahwa telah terjadi pendinginan yang berlebih ? cara simple dan cepat untuk mengetahuinya adalah dengan memotong beberapa artikel atau part hasil ekstrusi menjadi berbentuk seperti kupon dan lalu memanaskanya di oven pada temperatur 93 – 148 deg C, selanjutnya didinginkan dan diukur nilai shrinkage dari permukaan dingin dan permukaan panas nya untuk bahan perbandingan.

Proses Cooling Pada Material Polimer Semi Kristalin (Bagian 2)

Mengapa fenomena proses kristalisasi pada polimer semi kristalin ini menjadi penting ? Sebagaimana diketahui bahwa struktur amorphous dapat membeku sebagian apabila digunakan metode pendinginan kilat.
Namun karena polimer adalah penghantar panas yang buruk, maka satu sisi bidang area bisa didinginkan ketika permukaan sebaliknya dari suatu produk ekstrusi masih menyimpan panas, bahkan ketika produk itu baru saja keluar dari line produksinya. Hal ini selanjutnya akan menghasilkan bidang struktur amorphous yang besar pada satu sisi dan bidang strutkur semi kristalin pada sisi lainnya.
Dikarenakan densitas dari porsi kristaline akan naik dan mengakibatkan shrinkage yang berlebih dibandingkan dengan porsi amorphous nya, maka fenomena ini akan mengakibatkan desakan (stress) internal yang terjadi pada artikel atau part yang tidak lain disebabkan oleh shrinkage pada satu sisi yang lebih besar dibandingkan dengan sisi yang lainnya.
Pada lembaran ekstrusi, pendinginan kilat pada satu sisi dapat mengakibatkan warpage. Pada pipa maka efek ini akan menyebabkan desakan yang tinggi pada dinding yang akan mengurangi sifat-sifat fisisnya, terutama untuk kekuatan benturan (impact strength) dan ketahanan terhadap terjadinya stress crack (stress crack resistance).

Proses Cooling Pada Material Polimer Semi Kristalin (Bagian 1)

Jika kebutuhan proses hanya menghendaki kapasitas pendinginan kecil, itu berarti jika mesin yang digunakan memiliki kapasitas pendinginan besar, proses akan menjadi lebih baik. Namun hal ini tidak lah selalu demikian terutama untuk memproduksi suatu artikel atau part dengan ukuran yang besar dan terbuat dari polimer jenis kristalin, terlebih lagi apabila proses mensyaratkan pendinginan dari satu sisi saja. Tipikal proses seperti ini diantaranya adalah pipa, beberapa produk lembaran, part atau artikel menggunakan aplikasi blow molding dan profil yang berongga.
Polimer kristalin memiliki kecepatan shrinkage yang tinggi, terutama pada saat lelehan mulai menjadi dingin. Hampir semua lelehan molimer memiliki struktur yang hampir seluruhnya amorphous yang tidak memiliki struktur molecular yang teratur. Selanjutnya polimer kristalin ini sebagian akan menghasilkan struktur semi kristalin begitu didinginkan, yang adalah keadaan naturalnya dan relaksasinya. Bentuk molekul menjadi lebih teratur dan struktur menjadi terikat lebih kuat apabila dibandingkan struktur amorphous nya.

Sabtu, 01 November 2014

Skala Fahrenheit

Skala Fahrenheit adalah salah satu skala suhu selain Celsius dan Kelvin. Nama Fahrenheit diambil dari ilmuwan Jerman yang bernama Gabriel Fahrenheit (1686-1736). Skala ini dikemukakan pada tahun 1724. Dalam skala ini, titik beku air adalah 32°F dan titik didih air adalah 212°F . Negatif 40°F  sama dengan negatif 40 derajat Celsius. Skala Fahrenheit banyak digunakan di Amerika Serikat.
Daniel Gabriel Fahrenheit (24 Mei 1686-16 September 1736) adalah seorang fisikawan Jerman. Fahrenheit lahir di Danzig, Polandia. Dia menemukan pertama kali skema Fahrenheit pada tahun 1724. Pada tahun 1720, setelah melakukan berbagai penelitian, Fahrenheit menemukan bahwa penggunaan air raksa dalam pembuatan alat pengukuran suhu akan menjamin keakuratan. Derajat suhu yang digunakan dalam termometer tersebut kemudian diberi nama Fahrenheit, sesuai nama penemunya. Fahrenheit meninggal dunia pada tahun 1736.
Ada beberapa perdebatan mengenai bagaimana Fahrenheit memikirkan skala temperaturnya. 
Versi pertama menyatakan bahwa Fahrenheit menentukan titik nol (0 °F) dan 100 °F pada skala temperaturnya dengan cara mencatat temperatur di luar terendah yang dapat ia ukur, dan temperatur badannya sendiri. Temperatur di luar terendah ia jadikan titik nol yang ia ukur pada saat musim dingin tahun 1708 menjelang tahun 1709 di kampung halamannya, Gdánsk (Danzig) (-17.8 °C). Fahrenheit ingin menghindari suhu negatif di mana skala Ole Rømer seringkali menunjuk temperatur negatif dalam penggunaan sehari-hari. Fahrenheit memutuskan bahwa suhu tubuhnya sendiri adalah 100 °F (suhu tubuh normal adalah mendekati 98.6 °F, berarti Fahrenheit saat itu sedang demam ketika bereksperimen atau termometernya tidak akurat). Dia membagi skala normalnya menjadi 12 divisi, dan kemudian ke-12 divisi masing-masing dibagi lagi atas 8 sub-divisi. Pembagian ini menghasilkan skala 96 derajat. Fahrenheit menyebut bahwa pada skalanya, titik beku air pada 32 °F, dan titik didih air pada 212 °F, berbeda 180 derajat. 

Rabu, 23 Juli 2014

Deteksi peledak dengan kunyit

Siapa yang tidak mengetahui salah satu rempah yang banyak ditemukan di Indonesia yaitu kunyit. Zat utama dalam dalam bumbu kunyit bisa menjadi bahan dasar murah untuk mendeteksi ledakan, kata para sejumlah peneliti.

Molekul kurkumin, yang terkandung dalam kunyit, saat ini sudah dikenal memiliki digunakan untuk mengobati pasien penyakit Alzheimer, memiliki khasiat anti kanker dan antioksidan.

Sekarang sebuah hasil penelitian yang dipaparkan dalam Konferensi Masyarakat Fisika Amerika (APS) menunjukkan zat itu bisa menggantikan cara yang lebih kompleks dalam mendeteksi peledak seperti TNT.

Ketika mengumpulkan molekul materi bahan peledak di udara, perubahan cahaya yang dikeluarkannya bisa diukur.

"Spektroskopi berpijar" ini, atau pengukuran pijaran cahaya itu sudah dilakukan dalam beragam teknik untuk mendeteksi dan menganalisa.

Menyinari sejumlah zat kimia bisa menyebabkan zat-zat itu mengeluarkan kembali cahaya dengan warna yang berbeda, kadang-kadang dalam peroide yang lama. 
Teknik ini sering digunakan, contohnya dalam benda-benda atau hiasan yang bisa mengeluarkan cahaya di ruangan gelap.

Kunyit dapat mencegah kanker

Kunyit atau Curcuma domestica sudah digunakan dari zaman dahulu sebagai obat tradisional maupun minuman untuk kesehatan. Kunyit yang juga tanaman rempah asli Indonesia ini sering dipakai untuk bumbu masak gulai, jamu atau bahan kosmetik, dan kesehatan.

Warnanya yang kuning juga sering digunakan untuk memberi warna pada masakan yang sehat anti kimia. Secara medis, kunyit mengandung protein, fosfor, kalium, besi dan vitamin C. Beberapa penelitian menunjukkan kunyit memiliki khasiat sebagai anti peradangan (anti inflamasi), aktivitas terhadap peptic ulcer, anti toksik, anti hiperlipidemia, dan aktivitas anti kanker.

Selain sebagai anti radang, ekstrak kurkumin yang dimilikinya dapat mencegah kerusakan hati. Zat kurkumin memblok endotoksin sehingga mencegah kerusakan hati. Dimana ekstrak kurkumanya dapat mencegah hepatotoksisitas (kerusakan sel pada hati).  Disamping itu, ekstrak kurkuma kunyit juga dapat menurunkan semua komposisi lemak darah (lipid, seperti trigliserida, fosfolipid dan kolesterol) pada aorta, dan kadar trigliserida. Secara klinis pun kunyit dapat mencegah kanker usus.

Vitamin

Vitamin adalah zat yang diperlukan metabolisme tubuh, hasil riset ditemukan, bahwa cukup banyak penyakit mata selalu berhubungan erat dengan kurangnya vitamin. Karena vitamin tidak bisa bersintetik di tubuh atau kurangnya jumlah sintetik, jadi harus segera menyerap vitamin yang diperlukan melalui keragaman makanan adalah sangat penting bagi pencegahan dan pengobatan serta mengurangi gejala penyakit mata tertentu. Lalu, penyakit-penyakit mata apa saja yang akan ditimbulkannya jika kekurangan vitamin?

1. Kekurangan vitamin A 
Bisa menyebabkan pernyakit buta malam, xerophthalmia dan cornea softing. Manifestasinya adalah pandangan kabur di bawah cahaya yang agak redup, mata kering, mudah lelah dan lain-lain. Karena efek fisiologis kekurangan vitamin A itu berhubungan dengan kesan visual gelap, ia bisa memadukan suatu zat yang namanya redopsin di dalam mata, redopsin memiliki efek yang penting terhadap pemeliharaan penyesuaian daya pandang yang baik dan normal, berhubungan dengan pemeliharaan keutuhan susunan kulit atas dan mempercepat perkembangan pertumbuhan. Apabila segera memenuhinya dengan kuning telur, susu, daging, pocai (semacam sayur mirip bayam), tomat, wortel, sawi putih, jenis ikan, minyak ikan, hati hewani dan sebaginya., bisa memperbaiki gejala-gejala tersebut di atas.

Joseph Priestley si Penemu gas ketawa dan minuman soda

Istilah gas ketawa dalam kehidupan sehari-hari mungkin belum populer, setidaknya untuk kalangan awam. Namun, jika ada yang menyebutkan istilah NOS, para pencinta balapan tentu langsung mengenalnya. Tidak heran, karena NOS memang digunakan sebagai bahan tambahan agar laju kendaraan semakin cepat. NOS adalah nama lain dari gas ketawa, suatu zat kimia dengan nama kimia dinitrogen monoksida atau nitrous oxide dan mempunyai rumus kimia N2O. Selain digunakan di ajang balap-membalap, gas ketawa juga digunakan di bidang anestesi dan penerbangan luar angkasa. Di balik kegunaan gas ketawa, terselip seorang tokoh yang pertama kali menemukan gas tersebut. Ia adalah Joseph Priestley. Penemuan gas ketawa ini bermula dari kegiatan Priestley merangkai alat yang mengandung merkuri. Alat ini berfungsi agar gas-gas yang dikumpulkan di dalam alat tersebut tidak hilang. Gas-gas yang telah terkumpul, lalu dipanaskan dengan menggunakan kaca pembesar yang disinari sinar matahari. Gas ketawa merupakan salah satu penemuannya yang pertama dengan alat rekaannya tersebut pada tahun 1772.

Lahir di sebuah daerah dekat Leeds, Inggris pada tanggal 13 Maret 1733, Priestley sebetulnya tidak pernah belajar sains secara formal. Namun, Priestley merupakan orang yang selalu gigih dalam belajar sesuatu. Sikapnya yang toleran dan liberal menjadi salah satu modal kesuksesannya. Modal itu termasuk cara berpikirnya yang selalu ingin tahu dan tidak pernah puas atas sebuah karya. Hal ini terbukti dari tahun-tahun kehidupannya yang tidak pernah sepi dari prestasi, termasuk beberapa tulisan yang dihasilkan dari cabang ilmu yang berbeda-beda.