Istilah gas ketawa dalam kehidupan sehari-hari mungkin belum populer,
setidaknya untuk kalangan awam. Namun, jika ada yang menyebutkan istilah NOS,
para pencinta balapan tentu langsung mengenalnya. Tidak heran, karena NOS
memang digunakan sebagai bahan tambahan agar laju kendaraan semakin cepat. NOS
adalah nama lain dari gas ketawa, suatu zat kimia dengan nama kimia dinitrogen
monoksida atau nitrous oxide dan mempunyai rumus kimia N2O. Selain digunakan di
ajang balap-membalap, gas ketawa juga digunakan di bidang anestesi dan
penerbangan luar angkasa. Di balik kegunaan gas ketawa, terselip seorang tokoh
yang pertama kali menemukan gas tersebut. Ia adalah Joseph Priestley. Penemuan
gas ketawa ini bermula dari kegiatan Priestley merangkai alat yang mengandung merkuri.
Alat ini berfungsi agar gas-gas yang dikumpulkan di dalam alat tersebut tidak
hilang. Gas-gas yang telah terkumpul, lalu dipanaskan dengan menggunakan kaca
pembesar yang disinari sinar matahari. Gas ketawa merupakan salah satu
penemuannya yang pertama dengan alat rekaannya tersebut pada tahun 1772.
Lahir di sebuah daerah dekat Leeds, Inggris pada tanggal 13 Maret 1733, Priestley sebetulnya tidak pernah belajar sains secara formal. Namun, Priestley merupakan orang yang selalu gigih dalam belajar sesuatu. Sikapnya yang toleran dan liberal menjadi salah satu modal kesuksesannya. Modal itu termasuk cara berpikirnya yang selalu ingin tahu dan tidak pernah puas atas sebuah karya. Hal ini terbukti dari tahun-tahun kehidupannya yang tidak pernah sepi dari prestasi, termasuk beberapa tulisan yang dihasilkan dari cabang ilmu yang berbeda-beda.
Pada usia 28 tahun, Priestley yang saat itu tertarik pada bahasa, menghasilkan tulisan yang berjudul The Rudiments of English Grammar (Dasar-dasar Tata bahasa Inggris). Tulisan tersebut merupakan penjelasan Priestley mengenai tata bahasa Inggris, seperti yang dipelajari saat ini
Mulai Tertarik Sains
Ketertarikannya di bidang sains berawal dari perkenalannya dengan Benjamin
Franklin setahun sesudah Priestley dianugerahi gelar doktor bidang Hukum karena
tulisannya yang berjudul Chart of Biography pada tahun 1765. Benjamin Franklin,
yang saat itu memang seorang ilmuwan yang mendalami listrik, telah
membangkitkan minat Priestley di bidang sains.
Kepribadian Priestley yang dinamis terbukti kembali. Setahun sudah persahabatannya dengan Franklin berjalan dan itu merupakan persahabatan yang tidak sia-sia karena Priestley kembali menghasilkan karya tulis. Kali ini dia menerbitkan The History of Electricity. Selain menghasilkan karya tulis, Priestley pun menemukan bahwa karbon merupakan penghantar listrik yang baik.
Kepribadian Priestley yang dinamis terbukti kembali. Setahun sudah persahabatannya dengan Franklin berjalan dan itu merupakan persahabatan yang tidak sia-sia karena Priestley kembali menghasilkan karya tulis. Kali ini dia menerbitkan The History of Electricity. Selain menghasilkan karya tulis, Priestley pun menemukan bahwa karbon merupakan penghantar listrik yang baik.
Menemukan Minuman Soda
Pada tanggal 23 Juni 1762, Priestley menikahi Mary Wilkinson dari Wrexham.
Hanya 5 tahun sepasang suami-istri itu tinggal di Wrexham. Pada September 1767
mereka harus kembali ke Leeds karena kondisi keuangan dan kondisi
kesehatan istrinya. Di Leeds, keproduktifan Priestley dalam menulis terus
mengalir. Ia menerbitkan 2 buku politik, Essay on the First Principles of
Government pada 1768 dan The Present State of Liberty in Great
Britain and her Colonies pada 1769. Pada tahun yang sama, Priestley juga
menulis buku Dr. Blackstone’s Commentaries, buku yang berisi pembelaannya
terhadap hak-hak konstitusional para pembelot melawan William Blackstone, penguasa
saat itu.
Tahukah Anda siapa yang menemukan minuman soda? Tidak banyak yang mengetahui bahwa Joseph Priestleylah sang penemu minuman soda. Berawal dari tempat pembuatan bir yang terletak di seberang rumahnya, Priestley tergelitik oleh udara di permukaan gandum fermentasi yang terasa lain. Dia pun mengamati sifat udara tersebut yang dapat memadamkan api sisa pembakaran kepingan kayu. Priestley menyebut gas tersebut dengan nama ‘gas pasti’ (fixed gas). Terdorong rasa ingin tahunya yang besar, Priestley memproduksi sendiri ‘gas pasti’ tersebut di rumahnya, lalu melarutkannya dalam air hingga diperoleh air yang rasanya tajam. Itulah air berkarbonasi, yang kini sangat populer sebagai minuman bersoda! Beliau dengan antusias menawarkan air hasil percobaannya ini sebagai minuman segar kepada teman-temannya.
Menemukan Gas Ketawa
Gas ketawa adalah penemuan Priestley lainnya. Boleh dibilang, gas ketawa
adalah salah satu penemuan yang ditemukan Priestley secara tidak sengaja.
Ketertarikannya yang semakin menjadi terhadap sains mendorongnya merancang
sebuah alat yang mengandung merkuri. Alat tersebut dipanaskan dengan bantuan
sinar matahari yang dilewatkan pada kaca pembesar sehingga dihasilkan sinar
fokus berenergi tinggi yang mampu menghasilkan panas. Pemanasan tersebut
menghasilkan gas-gas yang beraneka, termasuk di antaranya gas dinitrogen
monoksida atau gas ketawa. Tidak perlu waktu lama hingga orang-orang mengenal
penemuannya tersebut, mengingat gas ini menyebabkan siapapun yang menghirupnya
akan tertawa terbahak-bahak.
Diusir Gara-gara Revolusi Perancis
Priestley nampaknya ditakdirkan untuk menjadi raja penemu gas. Seolah tidak
puas dengan penemuan gas bersoda dan gas ketawa, beliau menemukan oksigen pada
tahun 1774. Ia tidak menyadari bahwa penemuan ini sebenarnya telah ditemukan
oleh Carl Wilhelm Scheele sebelum tahun 1773. Penemuan Priestley ini, kemudian
dipublikasikan pada 1775 dalam bukunya Experiments and Observations on
Different Kinds of Air. Adapun Scheele menerbitkan bukunya yang berjudul
Chemical Treatise on Air dan Fire pada 1777. Keduanya tidak menyadari bahwa oksigen
merupakan unsur kimia. Priestley menamai gas yang ditemukannya sebagai
‘de-phlogisticated air’ sesuai dengan petunjuk teori phlogiston yang saat itu
dipercaya. Dalam eksperimennya tersebut, Priestley mampu mengidentifikasi
delapan gas sekaligus menyangkal pendapat pada saat itu yang menyatakan bahwa
hanya ada satu jenis udara.
Pada 1780 beliau menuju Birmingham dan ditunjuk menjadi pendeta junior. Nama Priestley semakin tersohor setelah menjadi anggota Lunar Society. Namun, kekagumannya pada Revolusi Prancis membuatnya terusir ke luar kota.
Untuk mengenang jasa-jasanya, masyarakat mendirikan tugu Priestley, di antaranya tugu bernama Moonstones dan sebuah tugu yang lebih tradisional di Chamberlain Square di tengah-tengah kota. Tugu paling akhir adalah sebuah tugu yang terbuat dari batu marmer yang aslinya dibuat oleh A. W. Williamson pada 1874. Kemudian, pada tahun 1951 seluruh marmer dilapisi dengan perunggu.
Ketiga putranya bermigrasi menuju Amerika Serikat pada 1793. Priestley
mengikuti jejak ketiga putranya mencari kebebasan beragama dan berpolitik.
Meskipun tidak pernah mengubah kewarganegaraannya, beliau menetap di Pennsylvania hingga
akhir hayatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar