Sebagaimana
kita ketahui bahwa limbah merupakan buangan yang dihasilkan dari aktivitas
manusia, baik skala rumah tangga maupun industri. Diantara buangan itu ada
limbah yang masuk kategori B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) khususnya yang
dihasilkan oleh industri. Untuk kategori limbah non B3 kita bisa
memanfaatkannya dengan proses daur ulang menjadi suatu produk yang bermanfaat.
Namun untuk limbah B3 nampaknya proses daur ulang semacam ini tidak
dimungkinkan karena adanya kandungan zat-zat berbahaya yang sangat tidak aman
bagi manusia. Salah satunya solusinya adalah dengan mengubahnya menjadi energi
dan listrik seperti yang dilakukan Jepang. Sebagai negara industri besar dunia,
tentunya Jepang banyak sekali menghasilkan limbah kategori B3. Untuk itulah
mereka mencoba memanfaatkan teknologi untuk mengolahnya sekaligus sebagai
penghasil listrik yang bisa digunakan untuk daerah sekitarnya.
Di
daerah Chiba, sebelah timur utaranya Tokyo ada pengolahan limbah B3 menjadi
listrik yang dikelola oleh perusahaan DOWA. Sebagai tambahan informasi, DOWA
juga memiliki pengolahan limbah di Indonesia, tepatnya di daerah Cileungsi,
Bogor. Sebagai perusahaan yang bergerak di pengolahan limbah, mereka mempunyai
beberapa pabrik pengolahan di Jepang dan luar Jepang.
Teknologi
yang ditawarkan perusahaan ini adalah dengan sistem pembakaran dimana limbah
tersebut dipanaskan pada suhu yang sangat tinggi untuk menghasilkan energi guna
membangkitkan listrik. Teknologi yang ditawarkan cukup ramah lingkungan karena
menghasilkan emisi yang sangat rendah dan dapat mengolah limbah jenis apapun
dengan teknologi yang cukup terdepan.
Berbagai
jenis limbah bisa diolah dengan teknologi ini, baik yang berbahaya maupun
tidak, baik itu limbah cair maupun padat. Untuk proses pembakarannya dibantu
dengan menggunakan limbah oli bekas yang mempunyai nilai kalori tinggi,
disamping juga kalor yang dihasilkan dari limbah-limbah tersebut. Prinsip
teknologinya adalah menggunakan sistem rotary kiln atau tungku
berputar untuk membakar limbah-limbah padatnya yang kemudian dicampur dengan
oli bekas untuk meningkatkan nilai kalornya. Proses pembakaran ini akan
menghasilkan gas pada suhu yang sangat tinggi
mencapai 10000C yang kemudian dikirim ke ruang pembakaran
sekunder dimana disini limbah cair disemprotkan untuk mengontrol suhunya hingga
turun menjadi sekitar 8500C Setelah itu gas panas ini kemudian disuplai
ke boiler untuk memanaskan air yang ada di dalamnya hingga menjadi
uap. Uap yang dihasilkan ini kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin,
kemudian dihubungkan ke generator listrik sehingga didapatlah produksi listrik
melalui sistem ini. Untuk pabrik terbesar yang dipunyainya di Chiba, Jepang,
dengan kapasitas 600 ton per hari limbah bisa menghasilkan listrik hingga
mencapai 4 MW. Listrik yang dihasilkan sebagian digunakan sendiri untuk
instalasi ini dan sisanya bisa dijual untuk kemudian digunakan melistriki
pabrik-pabrik yang ada di sekitar lokasi pembangkit ini.
Abu
yang dihasilkan dari proses pembakaran tadi juga bisa digunakan untuk bahan
campuran untuk membuat semen dan material konstruksi. Selain itu juga bisa
digunakan untuk material urugan jalan maupun pabrik karena praktis sudah tidak
berbahaya lagi. Abu yang dihasilkan berasal dari dua bagian pabrik, yang
pertama dari proses pembakaran dan dihasilkan abu yang relative kasar
dan yang kedua dari proses penyaringan gas buang yang berbentuk serbuk.
Gas
yang dilewatkan ke boiler kemudian
didinginkan melalui sebuah unit pendingin sebelum akhirnya dibuang ke udara.
Untuk menjamin kualitas gas buangnya sesuai standar lingkungan dan bebas emisi,
maka gas tersebut dilewatkan beberapa peralatan sebagai penyaringnya. Yang
pertama, begitu gas keluar dari peralatan pendingin / kondensor kemudian dilewatkan ke suatu alat yang namanya bag filter (penyaring udara tipe
kantong). Alat ini berfungsi untuk menyaring partikel lembut supaya tidak ikut
terbang ke udara dan akan membahayakan pernafasan manusia. Di dalamnya juga
berisi material sejenis kapur yang berfungi untuk proses desulfurisasi yaitu proses untuk
mencegah terbentuknya gas SOx yang juga membahayakan lingkungan. Setelah itu
gas akan masuk ke dalam reaktor yang berfungsi untuk mengurangi kandungan NOx
serta mengurangi emisi dioksinnya. Setelah betul-betul bersih baru kemudian gas
tersebut keluar melalui sebuah cerobong yang cukup tinggi. Emisi yang
dihasilkan sangat rendah terbukti dengan diraihnya ISO 14001.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar