Rabu, 11 September 2013

Bagaimana Cara Jepang Mengolah Limbah B3 ?

Sebagaimana kita ketahui bahwa limbah merupakan buangan yang dihasilkan dari aktivitas manusia, baik skala rumah tangga maupun industri. Diantara buangan itu ada limbah yang masuk kategori B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) khususnya yang dihasilkan oleh industri. Untuk kategori limbah non B3 kita bisa memanfaatkannya dengan proses daur ulang menjadi suatu produk yang bermanfaat. Namun untuk limbah B3 nampaknya proses daur ulang semacam ini tidak dimungkinkan karena adanya kandungan zat-zat berbahaya yang sangat tidak aman bagi manusia. Salah satunya solusinya adalah dengan mengubahnya menjadi energi dan listrik seperti yang dilakukan Jepang. Sebagai negara industri besar dunia, tentunya Jepang banyak sekali menghasilkan limbah kategori B3. Untuk itulah mereka mencoba memanfaatkan teknologi untuk mengolahnya sekaligus sebagai penghasil listrik yang bisa digunakan untuk daerah sekitarnya.

Di daerah Chiba, sebelah timur utaranya Tokyo ada pengolahan limbah B3 menjadi listrik yang dikelola oleh perusahaan DOWA. Sebagai tambahan informasi, DOWA juga memiliki pengolahan limbah di Indonesia, tepatnya di daerah Cileungsi, Bogor. Sebagai perusahaan yang bergerak di pengolahan limbah, mereka mempunyai beberapa pabrik pengolahan di Jepang dan luar Jepang.

Teknologi yang ditawarkan perusahaan ini adalah dengan sistem pembakaran dimana limbah tersebut dipanaskan pada suhu yang sangat tinggi untuk menghasilkan energi guna membangkitkan listrik. Teknologi yang ditawarkan cukup ramah lingkungan karena menghasilkan emisi yang sangat rendah dan dapat mengolah limbah jenis apapun dengan teknologi yang cukup terdepan.


Berbagai jenis limbah bisa diolah dengan teknologi ini, baik yang berbahaya maupun tidak, baik itu limbah cair maupun padat. Untuk proses pembakarannya dibantu dengan menggunakan limbah oli bekas yang mempunyai nilai kalori tinggi, disamping juga kalor yang dihasilkan dari limbah-limbah tersebut. Prinsip teknologinya adalah menggunakan sistem rotary kiln atau tungku berputar untuk membakar limbah-limbah padatnya yang kemudian dicampur dengan oli bekas untuk meningkatkan nilai kalornya. Proses pembakaran ini akan menghasilkan gas pada suhu yang sangat tinggi mencapai 10000C yang kemudian dikirim ke ruang pembakaran sekunder dimana disini limbah cair disemprotkan untuk mengontrol suhunya hingga turun menjadi sekitar 8500C  Setelah itu gas panas ini kemudian disuplai ke boiler untuk memanaskan air yang ada di dalamnya hingga menjadi uap. Uap yang dihasilkan ini kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin, kemudian dihubungkan ke generator listrik sehingga didapatlah produksi listrik melalui sistem ini. Untuk pabrik terbesar yang dipunyainya di Chiba, Jepang, dengan kapasitas 600 ton per hari limbah bisa menghasilkan listrik hingga mencapai 4 MW. Listrik yang dihasilkan sebagian digunakan sendiri untuk instalasi ini dan sisanya bisa dijual untuk kemudian digunakan melistriki pabrik-pabrik yang ada di sekitar lokasi pembangkit ini.

Abu yang dihasilkan dari proses pembakaran tadi juga bisa digunakan untuk bahan campuran untuk membuat semen dan material konstruksi. Selain itu juga bisa digunakan untuk material urugan jalan maupun pabrik karena praktis sudah tidak berbahaya lagi. Abu yang dihasilkan berasal dari dua bagian pabrik, yang pertama dari proses pembakaran dan dihasilkan abu yang relative kasar dan yang kedua dari proses penyaringan gas buang yang berbentuk serbuk.

Gas yang dilewatkan ke boiler kemudian didinginkan melalui sebuah unit pendingin sebelum akhirnya dibuang ke udara. Untuk menjamin kualitas gas buangnya sesuai standar lingkungan dan bebas emisi, maka gas tersebut dilewatkan beberapa peralatan sebagai penyaringnya. Yang pertama, begitu gas keluar dari peralatan pendingin / kondensor kemudian dilewatkan ke suatu alat yang namanya bag filter (penyaring udara tipe kantong). Alat ini berfungsi untuk menyaring partikel lembut supaya tidak ikut terbang ke udara dan akan membahayakan pernafasan manusia. Di dalamnya juga berisi material sejenis kapur yang berfungi untuk proses desulfurisasi yaitu proses untuk mencegah terbentuknya gas SOx yang juga membahayakan lingkungan. Setelah itu gas akan masuk ke dalam reaktor yang berfungsi untuk mengurangi kandungan NOx serta mengurangi emisi dioksinnya. Setelah betul-betul bersih baru kemudian gas tersebut keluar melalui sebuah cerobong yang cukup tinggi. Emisi yang dihasilkan sangat rendah terbukti dengan diraihnya ISO 14001.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar